Jumat, 01 April 2011

teori motivasi


TEORI MOTIVASI

Definisi motivasi
Suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai & organisasi agar mau bekerja dengan baik, sehingga tercapai keinginan para pegawai sekaligus tercapainya tujuan organisasi (Edwin B Flippo). Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiasi & pengarahan tingkah laku & pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku  (Morle J. Moskowits). Keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan (GR. Terry).
Dalam buku karya Drs. R.A. Supriyono, S.U ., Akt. untuk memotivasi karyawan dapt digunakan berbagai teori motivasi antara lain :
1.   Teori X dan Y
Teori  X dan Y dikemukakan oleh McGregor, beliau mengungkapkan bahwa sikap manajer terhadap karyawan mempengaruhi motivasi para karyawan. Teori berpendapat bahwa dengan mengembangkan filosofi manajemen yang benar terhadap penilaian sikap manusia akan berakibat menimbulkan motivasi sumber daya manusia. Manajer harus tahu bagaimana menimbulkan motivasi pada karyawan, lebih baik X atau Y.
Teori X beranggapan pada umumnya lebih senang diawasidaripada diberi kebebasan, manusia tidak senang mendapat tanggung jawab, manusia bersifat malas dan selalu ingin aman. Motivasi para karyawan adalah untuk mendapatkan upah atau gaji dan penghasilan lainya. Para karyawan juga bekerja karena takut hukuman dank arena mendapatkan hadiah, manajer yang berdasarkan pada teori X biasanya akan melakukan pengawasan dengan ketat, membuat tugas dengan  lebih jelas dan berstruktur dan banyak memberikan hukuman atau hadiah.
Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja dan manusia dapat belajar mencari tanggung jawab, pengendalian diri sangat penting di dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia mampu pembawaan kreatif dan imajinasinya digunakan untuk menyelesaikan masalah perusahaan. Para manajer yang berdasarkan pada teori ini akan mengelola perusahaan dengan lebih tebuka, mendorong karyawan khususnya staf, untuk beriniisiatif dan berkembang.
Jika memungkinkan, manajer hendaknya dapat mengembangkan kepercayaan dan tanggung jawab, timbal balik serta saling menghormati, sehingga manajer dapat memadukan antara kebutuhan individual karyawan dengan tujuan perusahaan.

2.   Teori Hierarki Kebutuhan
Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow. Dr Abraham Maslow menelitibahwa motivasi seseorang itu dating dari dalam diri orang tersebut. Teori hierarki kebutuhan menyatakan motivasi seseorang didasarkan pada dua anggapan : (1) kebutuhan seseorang bergantung pada apa yang telah dimilikinya ; (2) dilihat dari pentignya kebutuhan : kebutuhan fisiologikal, kebutuhan keamanan, kebutuhan untuk memiliki dan cinta, kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan aktualisasi diri. Manajer harus menjaga agar kebutuhan karyawan terpenuhi agar tingkah laku yang terjadi akibat tidak terpenuhinya kebutuhan tersebut tidak merusak produktivitas perusahaan.
Kebutuhan fisiologikal dapat dipenuhi perusahaan dengan memberikan gaji yang relatif cukup memadai, kebutuhan keamanan dapat dipenuhi dengan member rasa aman dan jaminan kesehatan, kebutuhan memilki dan rasa cinta dapt dipenuhi dengan menciptakan suasana yang harmonis, kebutuhan untuk dihargai dapat dipenuhi dengan penentuan  jejang karier yang jelas dan tanda jasa, kebutuhan yang paling sulit dipenuhi adalah kebutuhan aktualisasi diri.
Teori hierarki kebutuhan mempunyai kelemahan antatra lain :
A.   Kebutuhan tidak selalu menuruti urutan hierarki
B.   Intensitas kebutuhan individu berlainan
C.   Kebutuhan bersifat elastic dan kabur batasannya

3.   Teori dua Faktor
           Teori dua faktor diungkapkan oleh Dr. Frederick Herzberg. Toeri ini merupakan salah satu teori yang terkenal dalam manajemen. Teori ini memisahkan dua faktor antara faktor kepuasan dan faktor ketidakpuasan. Umumnya faktor kepuasan diperoleh karena karyawan melakukan pekerjaan, sedangkan faktor ketidakpuasan disebabkan oleh faktor lingkungan atau hubungan kerja.
           Sesuai pendapat Herzberg, faktor kepuasan hanya mempunyai pengaruh yang kecil terhadap faktor ketidakpuasan.








Faktor Kepuasan
(Faktor Motvasi)
Faktor Ketidakpuasan
(Faktor Higiene)
Prestasi
Pengakuan
Pertanggungjawaban
Kemajuan
Perkembangan

Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan
Supervise (pengawasan)
Kondisi kerja
Hubungan antar manusia
Gaji atau penghasilan
Status
Keamanan kerja
Kehidupan personal



Faktor yang Mempengaruhi Sikap  Kerja
Prinsip-prinsip
Menimbulkan Motivasi
Menghapus sejumlah pengawasan dan mempertahankan pertanggungjawaban

Meningkatkan pertanggungjawaban
individu atas tugasnya

Pembuatan periodik bagi karayawan

Tugas baru bagi karyawan

Membebankan tugas khusua bagi karyawan tertentu
Pertanggungjawaban dan prestasi
personal

Pertanggungjawaban dan pengakuan


Pengakuan internal

Perkembangan dan keinginan belajar

Pertanggungjawaban, perkembangan, dan kemajuan


4.     Teori Ekspentasi (pengharapan)
Teori ini pertama kali diungkapkan oleh Lewin dan disempurnakan Vroom dalam teori motivasi. Asumsi dasar pada teori ini adalah:
a.   Manusia meletakkan nilai tertentu terhadap sesuatu yang diharapkan atau hasil karyanya.
b.   Motivasi seseorang, selain harus mempertimbangkan hasil yang dicapai juga harus mempertimbangkan keyakinan orang terbahwa yang dikerjakan memberikan terhadap tujuan yang ingin dicapai.
           Berdasarkan asumsi tersebut dapat dapat disusun teori tentang motivasi:

M= (H-U) (N)

Dalam hal ini:
M = Motivasi                       H = Hasil
U = Usaha                          N = Nilai
Teori ekspentasi mempunyai beberapa implikasi pada SPM. SPM hendaknya memilih tehnik-tehnik yang cocok untuk mempengaruhi faktor-faktor yang mempengaruhi model motivasi.

5.     Teori Prestasi
Konsep motif prestasi pertama kali diperkenalkan oleh McClelland, Atkinson, dan rekan-rekannya. Teori prestasi mendasarkan pada anggapan bahwa para anggota berkeinginan untuk menghadapi tantangan, berinovasi, dan menggunakan perilaku yang berorientasi pada prestasi. Motivasi seseorang pada dasarnya ditentukan oleh tiga kebutuhan yaitu : (1) kebutuhan untuk berprestasi, (2) kebutuhan untuk berkuasa, (3) kebutuhan untuk berafiliasi.
Seorang yang menganut teori ini biasanya bersedia memikul tanggung jawab atas pencapaian tujuan, berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan untuk mencapai kepuasan dalam bekerja.

6.     Teori Ketidakadilan
Teori ini diperkenalkan oleh  Elaine Walster, Stacey Adams, dan para koleganya, teori ini berpendapat individu dalam berhubungan mempunyai dua motif yaitu : (1) motif untuk memaksimalkan keuntungannya sendiri, (2) motif untuk memelihara keadilan dalam melakukan hubungan. Ketidak adilan muncul apabila upah yang diberikan tidak proporsional dengan pekerjaan yang dilakukan.
Sistem pengedalian manajemen (SPM) mempunyai peranan dalam system ketidakadilan yaitu :
a)   Menjamin pengukuran dan pelaporan prestasi yang benar dan teliti dan menghubungkannya dengan imbalan.
b)   Mengurangi perasaan ketidakadilan serendah mungkin dengan cara mempublikasi metode pengukuran prestasi dan imbalan kepada para karyawan.


7.     Teori Perubahan Organisasi yang Cocok untuk Para Karyawan
Teori ini diungkapkan oleh Dr. Argyris, teori ini berpendapat bahwa organisasi merintangi para karyawan untuk pemenuhan kebutuhannya. Jika perusahaan memodifikasi organisasi perlu memperhatikan faktor-faktor berikut :
a.     Kesesuaian dengan keahlian karyawan.
b.     Setiap karyawan diberi tugas yang bervariasi dan tanggung jawab yang luas
c.     Karyawan diberi kebebasan bertindak, mengendalikan kualitas, dan teknik
d.     Hendaknya diselenggarakan rotasi atau alih tugas
e.     Dikembangkan partisipasi kelompok
8.     Teori KelompokMemberi Kekuatan
Dikemukakan oleh Dr. Rensis Likert. Teori ini memandang kekuasaan manajer sebagian besar berasal dari kelompoknya dan hal itu sebagai izin bagi seorang manajer untuk bertindak. Dalam teori ini manaajer didprng untuk mengembangkan :
a.   Komunikasi terbuka dalam kelompoknya
b.   Saling percaya antar anggota kelompok
c.   Pembuatan keputusan berdasarkan kosensus
d.   Pengertian peranan kelompok
e.   Pembagian tanggung jawab di antara anggota kelompok

TEORI DUA ARAH DARI HERZBERG
Menurut Frederick Herzberg, ada dua macam pengaruh terhadap kepuasan bekerja yaitu : (1) faktor-faktor pemeliharaan (maintence factors) dan (2) faktor-faktor motivasional (motivasional faktors). Faktor pemeliharaan meliputi gaji, kondisi kerja fisik, kepastian kerja, supervisi yang menyenangkan, dan tunjangan-tunjangan. Faktor pemeliharaan disebut ekstrinsik karena berada diluar pekerjaan itu sendiri dan pekerja yang bersangkutan, sedangkan faktor motivasional disebut intrinsic karena faktor-faktor motivasional itu timbul dari pekerjaan itu sendiri dan pekerja yang bersangkutan.
Herzberg menyatakan pendapatnya bahwa keyakinan dalam feasibilitas prestasi dan mencapai prestasi menimbulkan motivasi, jadi bukanlah sebaliknya yaitu bahwa motivasi menyebabkan timbulnya prestasi.

Dalam buku karangan Prof. Dr. Sondang P Siagian, MPA disebutkan teori motivasi sebagai berikut :

Teori Kebutuhan Sebagai Hierarki
Menurut Maslow kebutuhan dapat dibagi lima yaitu : (1) kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan, (2) kebutuhan akan keamanan yaitu kebutuhan yang meliputi keamanan fisik maupun psikologis, (3) kebutuhan sosial berkisar pada pengakuan akan keberadaan seseorang dan penghargaan atas harkat dan martabatnya, (4) kebutuhan esteem meliputi pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain, (5) kebutuhan aktualisasi diri yaitu pemberian hak untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka.
Teori X dan Y
           Douglas McGregor mengemukakan tentang teori X dan Y sebagai berikut :
           Teori X menggunakan asumsi (1) para pekreja tidak senang bekerja dan mungkin berusaha mengelakannya (2) perlu pengawasan (3) pekerja kurang tanggap akan tanggung jawab (4)kebutuhan fisiologis dan keamanan lebih diutamakan oleh pekerja. Teori Y menggunakan asumsi (1) pekerja memandang pekerjaan sebagai hal yang biasa seperti halnya bermain dan istirahat (2) para pekerja melakukan tugas walaupun tanpa ada pengawasan (3) pekerja tanggap akan tanggung jawab (4) para pekerja akan berusaha menunjukkan semua kreatifitasnya.
Teori Motivasi-Higiene
           Teori ini dikembangkan oleh Frederick Herzberg, beliau berpendapat dari hasil penelitiannya bahwa kepuasan bekerja dari pekerja berasal dari faktor yang bersifat intrinsik yaitu dari dalam diri seperti keberhasilan mencapai sesuatu, pengakuan yang diperoleh, sifat pekerjaan yang dilakukan, rasa tanggung jawab, kemajuan dalam karier dan pertumbuhan profesional dan intelektual yang dialami oleh seseorang. Faktor ekstrinsik yaitu dari luar seperti kebijakan organisasi, pelaksanaannya, supervise oleh manajer, hubungan interpersonal dan kondisi kerja.


DAFTAR PUSATAKA
Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta. Rineka Cipta.
Terry, George R.  2006. Asas-asas Menejemen. Bandung: P.T Alumni.
Supriyono, R.A. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar