Sabtu, 02 April 2011

teori kepemimpinan


Teori Kepemimpinan
Menurut George R Terry. Ph.D dalam bukunya Asas-Asas Menejemen ada enam teori tentang kepemimpinan :
1.   Teori keadaan
Approach ini dalam kepemimpinan harus ada fleksibilitas sehingga dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang berbeda. Kepemimpinan bersifat multidimensional. Teori ini membagi kepemimpinan menjadi 4 variabel : pemimpin, para pengikut, organisasi dan pengaruh-pengaruh social, ekonomi, politik. Walaupun semua variable penting, banyak perhatian ditujukan kepada organisasi dan lingkungan social, ekonomi dan politik.
Riset tentang kepemimpinan adaptif menunjukan bahwa terdapat sejenis kepemimpinan yang paling cocok untuk situasi-situasi yang berbeda-beda. Pada studi yang dilakukan oleh Fiedler, tiga dimensi dipergunakan untuk mengukur effektivitas pemimpin, yang termasuk dialamnya :
A.   Tingkat kepercayaan para pengikut terhadap pemimpin mereka
B.   Tingkat hingga dimana pekerjaan para pengikut bersifat rutin atau tidak terstrukturisasi dengan baik.
C.   Derajat kepemimpinan yang inhaeren dengan posisi kepemimpinan.
Interaksi antara ketiga macam dimensi akan menentukan apakah kepemimpinan CAS(controlling, avtive and structuring) atau kepemimpinan PPC(permissive, passive and considerate)bersifat paling efektif.


2.   Teori Kelakuan Pribadi
Kepemimpinan dapat pula dipelajari atas dasar kwalitas pribadi atau pola kelakuan para pemimpin. Approach ini menekankan apa yang dilakukan oleh pemimpin bersangkutan dalam hal memimpin.
Salah satu sumbangsih penting teori ini adalah bahwa seorang pemimpin, dimana tindakan-tindakan pihak pimpinan dan jumlah otoritas yang digunakan berhubungan dengan kebebasan membuat keputusan atau partisipasi bagi pihak bawahan.

3.   Teori Supportif
Disini pemimpin ingin mengambil sikap bahwa para pengikut melaksanakan usaha mereka sebaik-baiknya dan memimpin mereka sebaiknya dilakukan denga cara mensupport (membantu) usaha-usaha mereka. Untuk maksud tersebut pemimpin menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu merangsang keinginan setiap pengikut untuk melaksanakan usaha sebaik mungkin menurut kapasitas masing-masing, bekerja sama dengan pihak lain serta mengembangkan keteram pilan dan kemampuanya sendiri.
Pemimpin melakukan pengawasan menejerial secara umum dan mendorong bawahanya untuk untuk menggunakan kreativitas dan inisiatif mereka dalam hal mengerjakan detail pekerjaan mereka.
Ada yang mengatakan teori supportif sebagai teori partispatif karena pemimpin mendorong para pengikutnya untuk turut berpartisipasi dalam keputusan-keputusan yang diambil. Ada juga yang menyebut dengan teori kepemimpinan demokratis karena keuntungan teori tersebut adalah bahwa membantu pengikut dan memperlakukan mereka sebagai seorang individu sesuai dengan harkat dan hak-hak manusia, menyebabkan pegawai menjadi kooperatif dan puas.
4.   Teori Sosiologis
Kepemimpinan adalah usaha-usaha kerja yang membantu aktivitas-aktivitas para pengikut dan berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisator antar para pengikut.pemimipin menetapkan tujuan dan pengikut berpartisipasi dalam bidang pembuatan akhir, identifikasi tujuan memberikan arah yang diprlukan oleh para pemgikut.
5.   Teori Psikologis
Approach ini tehadap kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi pokok seorang pemimpin adalah mengembangkan system motivasi yang baik. Pemimpin menstimulir bawahannya untuk membantu pencapaian sasaran-sasaran organisator maupun memuaskan tujuan-tujuan pribadi mereka sendiri. Pemimpin seperti ini sangat memperhatikan sifat-sifat bawahan seperti : pengkuan, kepastian emosional dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keinginan kebutuhan orang. Progam untuk memuaskan menjadi tantangan bagi pemimpin psikologis.
6.   Teori Otokratis
Kepemimpinan berdasarkan teori ini menekankan perintah, paksaan dan tindakan yang agak arbitrer pada hubungan pemimpin yang bersangkutan dengan pihak bawahan. Pemimipin ini cenderung memusatkan perhatianya pada pekerjaan. Struktur organisasi formal selalu ditaati yang mana sudah digariskan kepastian ekonominya. Pemimpin otokraris menggunakan perintah-perintah disertai sanksi-sanksi dimana disiplin merupakan yang terpenting.
Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sukarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi. Sedangkan Hersey menambahkan bahwa leadership adalah usaha untuk mempengaruhi individual lain atau kelompok. Seorang pemimpin harus memadukan unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.
1.   Genetic Theory
Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.
2.   Traits theory
Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial. Karakter yang harus dimiliki seseorang manurut judith R. Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam Kemampuan Intelektual, Kematangan Pribadi, Pendidikan, Statuts Sosial Ekonomi, Human Relation, Motivasi Intrinsik, Dorongan untuk maju. Ronggowarsito menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki astabrata, yakni delapan sifat unggul yang dikaitkan dengan sifat alam seperti tanah, api, angin, angkasa, bulan, matahari, bintang.

3.   Behavioral Theory
Karena keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif.
Menurut Sayidiman Suryohadiprojo, di lingkungan Belanda. Pengertian kepemimpinan (kurang lebih sama dengan leiderschap) adalah satu kemampuan manusia yang diperoleh dari lahir, bukan karena mendapat pendidikan tertentu. Pada dasarnya, fungsi kepemimpinan memiliki dua aspek dasar yaitu :       
1. Fungsi administrasi, yaitu mengadakan formulasi kebijasanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya
2. Fungsi sebagai top manajemen, yaitu mengadakan planning, organizing, staffing, directing commanding, controlling, dan sebagainya.
Teori Sifat   Trait theories
Teori pertama yang muncul dalam perkembangan teori kepemimpinan adalah teori sifat atau disebut juga dengan istilah “Trait theories” yang diartikan sebagai ciri kepribadian. (Herman Patti Rajawane : 1996, h:16). Teori ini didukung oleh beberapa orang tokoh, antara lain : Barnard, Ordway, Tead, Millet, Stogdill, Davis, G.R. Terry, Ruslan Abdul Gani. Walaupun sama-sama memiliki orientasi maupun aliran yang sma namun setiap tokoh ini memiliki pendapat yang berbeda-beda.
1.   Odway Tead, ada sepuluh macam sifat atau perangai yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Sepuluh sifat itu antara lain :
a.   Energi jasmani dan rohani
  1. Kepastian akan maksud dan arah tujuan
  2. Antusiasme atau perhatian yang besar
  3. Ramah tamah, penuh rasa persahabatan dan ketulusan hati
  4. Integritas atau pribadi uang bulat
  5. Kecakapan teknis
  6. Mudah mengambil keputusan
  7. Cerdas
  8. Kecapakan mengajar
  9. Kesetiaan
2.   John D. Millet , Ada empat sifat yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin:
a.   Kemampuan melihat organisasi sebagai satu keseluruhan
  1. Kemampuan mengambil keputusan-keputusan
  2. Kemampuan melimpahkan atau mendelegasikan wewenang
  3. Kemampuan menanamkan kesetiaan (Wahjosumidjo, 1992;h;46)
3.   Keith Davis, empat macam kelebihan sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh pemimpin:
a.   Inteligensia
b.   Kematangan dan keluasan pandangan social
c.   Mempunyai motivasi dan keinginan berprestasi yang dating dari dalam
d.   Mempunyai kemampuan mengadakan hubungan antar manusia
4.   Chester I. Barnard ,
Ada dua sifat utama yang perlu dimliki oleh pemimpin:
a.   Sifat-sifat pribadi yang meliputi: fisik, kecakapan (skill), teknologi, daya tanggap (perception), pengatahuan (knowledge), daya ingan (memory), imajinasi (imagination).
b.   Sifat-sifat yang mempunyai watak yang lebih subjektif, yaitu keunggulan seorang pemimpin di dalam: keyakinan (determination), ketekunan (persistence), daya tahan (endurance), keberanian (courage).
5.   Raph Stogdill
Tahap Pertama 1904-1947 dan tahap kedua 1948-1970. Komponen pokok dari tahap pertama yang di kemukakan Raph Stogdill adalah: capacity, achievement, responsibility, particivpation, dan setatus, masing-masing kelompok memiliki butir-butir sebagai berikut:
a.   Capacity, meliputi  kecerdasan (inteligensi), kewaspadaan (allertness), kemampuan berbicara (verval vacility), keaslian (originality), dan kemampuan menilai (judgement).
  1. Achievement, meliputi: gelar kesarjanaan (scholarship), pengetahuan (knowledge), keberhasilan  dan olah raga (athletic accomplishment).
  2. Responsibility, meliputi: berdikari, inisiatif, ketekunan, agresif, percaya pada diri sendiri, keinginan untuk unggul.
  3. Participation, meliputi: aktif, kemampuan bergaul, kerjasama, mudah menyesuaikan diri, humor.
  4. Status, meliputi: kedudukan sosial ekonomi, ketenaran.
6.   Ruslan Abdul Gani
Menurut Ruslan kelebihan yang harus dimiliki pemimpin itu ada empat hal, yakni:
  1. Moral dan akhlak
  2. Jiwa dan semangat
  3. Ketajaman intelek dan persepsi
  4. Ketekunan dan keuletan jasmaniah. (Wahjosumidjo, 1992;h;53)
KELEMAHAN DARI TEORI SIFAT
  1. Diantara pendukung-pendukungnya sendiri tidak ada kesepakatan mengenai sifat-sifat pemimpin tersebut. Sehingga timbul berbagai pendapat diantara pendukung teori tersebut.
  2. Teori sifat terlalu bersifat deskriptif, tidak memberikan analisis bagaimana sifat-sifat yang dianggap unggul tersebut dengan efektivitas kepemimpinan.
  3. Terlalu sulit untuk menentukan dan mengukur masing-masing sifat, yang sangat berbeda satu dengan yang lain. Situasi dan kondisi tertentu dimana kepemimpinan di laksanakan.
Atas dasar kelemahan-kelemahan tersebut diatas timbul bahwa teori sifat merupakan teori kepemimpinan yang sudah kuno, sebab sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan. Namun khusus untuk nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung dalam rumusan teori sifat, justru sangat diperlukan oleh pemimpin yang menerapkan prinsip keteladanan dan panutan.
Teori Perilaku Behavioristik
Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang efektif bila ada pemahaman tentang pekerja – lebih berorientasi pada manusia sebagai pelaku. Beberapa tokohnya yang lainnya:
a.    Maslow
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs, esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha memenuhinya agar timbul kepuasan.


b.   Douglas McGregor (1906-1964)
Teori X dan teori Y
Teori X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya mengubah kondisi kerja dan mengektifkan penggunaan rewards & punishment untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Teori Y melihat karyawan dari segi optimistik, manajer perlu melakukan pendekatan humanistik kepada karyawan, menantang karyawan untuk berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, mendorong kinerja.
Perkembangan teori kepemimpinan selanjutnya yaitu para ahli lebih menitik beratkan pada fungsi pemimpin. Para ahli yang mencoba meneliti teori perlaku ini antara lain: kelompok studi Universitas Michigan, kelompok studi Universitas Ohio, model “Auto-Democratic Continum” yang dikembangkan Tannenbaum dan Schmidt, dan terakhir Robert Blake dan Jane S.Mouton yang mmeperkenalkan “Managerial grid” (kisi-kisi managerial).
Teori itu bernama teori “traitist” (dari trait=sifat).
          Koontz menyebut diantara pendukung dari teori traitist ini sarjana-sarjana seperti berikut.
 1. Ordway Tead secara induktif telah sampai kepada 10 sifat-sifat dan kwalitet yang dianggapnya perlu ada pada seorang pemimpin. Sifat-sifat itu adalah: a) energi, b) selera memimpin, c) enthusiasme, d) ramah tamah, e) integritet, f)kemahiran teknis, g) sanggup mengambil keputusan, h) intelligensi, i) kecakapan mengajar dan j) iman yang kuat.
2. Chester Bernard (The Function of the Executive) sebaliknya menunjukkan pada dua segi saja dari pada kepemimpinan yaitu:
a.   superioritasnya pribadi di bidang teknik kepemimpinan, dan
b.   superioritasnya pribadi dalam tekad, keuletan dan keberanian.
Dalam segi ad a ia maksudkan superioritas dalam fisik, kemahiran, teknologi, penanggapan, pengetahuan, ingatan dan daya “imagination”. Aspek kedua (ad b) dilihatnya sebagai segi yang lebih konstan, lebih mutlak, yaitu yang subyektif: keulungan seseorang dalam tekad, keuletan, keberanian; yang menentukan mutu tindakan; yang menyebabkan orang memuji dan mematuhinya.
 3. Erwin Scell berpendapat, bahwa tidk ada gunanya untuk memperinci sifat-sifat yang essensiil bagi pemimpin-pemimpin, karena untuk itu kita harus menyebut semua budi manusia: mental, moral dan jasmani. Tapi satu hal ia dapat pastikan: jika seorang pemimpin tidak mempunyai beberapa kwalitet pribadi tertentu, maka ia akan gagal sebagai pemimpin. Sifat-sifat itu adalah:
a)   serba minat dan keramahan terhadap orang-orang,
b)   daya kepribadian dan
c)   kecondongan serba ilmu.
         Ordway Tead membeda-bedakan antara pemimpin yang:
a.   membentuk diri sendiri (self-constituted leader),
b.   yang dipilih oleh serombongan, dan
c.   yang ditunjuk dari atas.









DAFTAR PUSTAKA
Tanzil, Hazil.  1991. Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Terry, George R.  2006. Asas-asas Menejemen. Bandung: P.T Alumni.
Sugiartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan . Yogyakarta State University Press. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar